APRIL, APP Get Forest Certification from PEFC

By Muhamad Al Azharion 05:34 pm Jun 08, 2015

CategoryBusiness,Front Page,Sustainability

Tags:Asia Pacific Resources International,Asia Pulp & Paper,Indonesian Forest Certification Co-Operation,Programme for the Endorsement of Forest Certification

 Juni 14

Global environmental non-government organizations have recently welcomed the changing stance of major Indonesian companies to sustainability. (JG Photo/Afriadi Hikmal)

Jakarta.Two major pulp and paper companies in Indonesia — Asia Pacific Resources International, or APRIL, and Asia Pulp & Paper, or APP — have received sustainable forest management certification from the world’s leading forest certification system. This achievement helps both companies to tap into new markets and better convince customers of the sustainability of their operations.

The two companies received the nod from the Program for the Endorsement of Forest Certification (PEFC), which accounts for two thirds of the total forests that are certified under globally certified schemes. The certification ensures international consumers that the wood-related products they buy are sourced from plantations that have been independently verified as sustainably managed in accordance to PEFC’s sustainability benchmarks.

“Most of the forest certification to date has occurred in Europe and North America. The addition of Indonesia to the 36 national forest certification systems means that more and more area in Asia can be certified from now on,” Ben Gunneberg, the CEO and secretary general of the Geneva-based PEFC, said in a statement on Monday.

KEHUTANAN IFFC: Ekspor produk kehutanan bisa naik US$ 1,5 M

Juni 16

JAKARTA.  Indonesian Forestry Certification Cooperation (IFFC) menyatakan, Indonesia berpotensi menaikkan ekspor produk kehutanan US$ 1 miliar-US$ 1,5 miliar dari saat ini yang sekitar US$ 5 miliar sehingga menjadi US$ 6-6,5 miliar per tahun.

ChairmanIFCC Dradjad H Wibowo mengatakan, saat ini sekitar 44% dari ekspor produk kehutanan Indonesia disumbang dari produk bubur kayu dan kertas. "Dengan disertifikasinya produk tersebut dengan skema PEFC tentu akan berkontribusi positif pada peningkatan ekspor," katanya dalam penganugerahan sertifikat Programme for the Endorsement of Forest Certification (PEFC) kepada perusahaan bubur kertas (pulp) dan kertas Indonesia.

Menurut Dradjad, permintaan produk bersertifikat secara global juga terus meningkat, terutama di Asia dan Australia, selain yang secara tradisional telah menuntut sejak lama yaitu Eropa dan Amerika Utara. Dia berharap dengan sertifikat PEFC/IFCC pengelolaan hutan lestari di Indonesia bisa tercapai dan permintaan pasar terpenuhi.

"Ekspor hasil hutan bisa meningkat, lapangan kerja terbuka, dan secara keseluruhan meningkatkan pertumbuhan ekonomi," katanya.

Sementara itu APRIL group, salah satu perusahaan yang menerima sertifikat tersebut, menyatakan optimistis mampu membuka pasar baru dan menyumbang devisa ekspor lebih besar bagi negara.

Managing DirectorAPRIL Indonesia Operation Tony Wenas menyatakan saat ini APRIL grup mengekspor produknya ke 75 negara. "Dengan kebijakan pengelolaan hutan lestari dan investasi baru untuk hilirisasi produk kertas, kami optimis bisa memperluas negara tujuan ekspor menjadi 85 negara," katanya usai menerima sertifikat PEFC.

Pemerintah Dukung Sertifikasi Hutan Lestari

Senin, 08 Juni 2015 | 15:33

Juni 17

Ilustrasi hutan. (greentravelers.wordpress.com.)

Jakarta - Pemerintah RI mendukung sepenuhnya keberadaan lembaga independen untuk melaksanakan sertifikasi pembangunan berkelanjutan di bidang kehutanan. Salah satunya melalui Indonesian Forestry Certification Cooperation (IFCC).

Hal itu disampaikan Chairman IFCC, Dradjad H.Wibowo, Senin (8/6), di Jakarta. Menurut Dradjad, komunikasi antara pihaknya dengan Pemerintah RI terkait sertifikasi Hutan Lestari sudah dilaksanakan sejak bertahun-tahun lalu. Semua pihak sepakat sama-sama memiliki perhatian untuk melaksanakan pembangunan berkelanjutan di sektor kehutanan yang berarti sama-sama mengingkan kelestarian hutan berlanjut.

"Komunikasi dengan menteri sudah jalan. Kalau dengan Menteri Kehutanan sebelumnya, Bang Zulkifli Hasan, tentu saja terjadi. Dukungan politik dan komitmen Pemerintah jelas ada, bahkan sangat kuat. Kalau menteri yang sekarang, Bu Siti Nurbaya, kami sudah berjanji akan ketemu suatu saat," jelas Dradjad.

Hutan tak Disertifikasi, Nilai Ekspor Rp 65 Triliun Terancam Hilang

8 Juni, 2015 - 17:31

Juni 9

AMALIYA/PRLM

KETUA Umum Indonesia Forestry Certification Cooperation (IFCC), Dradjad H. Wibowo, saat jumpa pers penyerahan sertifikat PEFC/‎IFCC di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta Pusat, Senin (8/6/2015).

JAKARTA, (PRLM).-‎Indonesia terancam kehilangan nilai ekspor sampai Rp 65 triliun per tahun karena tidak tersertifikasinya hutan sebagai syarat ekspor yang ditetapkan sejumlah negara. Angka ekspor yang dipastikan hilang yakni Rp 15 triliun - 20 triliun per tahun.

"Pengelolaan hutan Indonesia dinilai dunia jauh dari kaidah-kaidah kelestarian. Indonesia semakin mendapat tekanan global karena dianggap gagal mengatasi pembalakan liar dan perdagangan hasil hutan ilegal," ujar Ketua Umum Indonesian Forestry Certification Cooperation (IFCC), Dradjad H. Wibowo, dalam penyerahan sertifikat PEFC/IFCC di Hotel Kempinski, Jakarta Pusat, Senin (8/6/2015).

Ko‎ndisi tersebut berimbas kepada pelaku usaha di bidang kehutanan dan industri pengolahan hasil hutan. Mereka kesulitan menjual produknya ke pasar dunia kecuali bisa membuktikan produknya berasal dari hutan yang dikelola melalui sustainable forest management (SFM/pengelolaan hutan lestari).

Ekspor bubur kertas dan kertas (pulp and papers) misalnya, nilai ekspornya pada 2013 yakni 4,28 miliar dolar Amerika. Pada 2014 nilai ekspornya naik menjadi lebih dari 5 miliar dolar Amerika.

Rehat dari Hiruk Pikuk Politik, Drajad Wibowo Fokus di Kehutanan

Juni 10

JAKARTA, SOROTnews.com: Selesai menjabat Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN), Drajad H Wibowo kini mengalihkan perhatianya pada dunia kehutanan. Bagi politisi yang pensiun dari DPR sejak 2009 ini, hutan bukanlah wilayah yang asing baginya.

"Ya, sekarang istirahat dulu dari politik, dan kebetulan saya saat di percaya sebagai ketua umum IFCC yang sudah ada sejak 2011. Kerjanya ya bareng-bareng membenahi pelestarian hutan Indonesia," ujarnya kepada wartawan di Hotel Indonesia, Senin (8/6/2015).

Indonesian Forestry Certification Cooperation (IFCC) merupakan bidang Pengelolaan Hutan Lestari (Sustainable Forest Management – SFM) dengan fokus pada sertifikasi SFM.

"Jadi seusai Kongres PAN di Bali, saya istirahat dari politik praktis, sehingga mempunyai waktu lebih untuk menggenjot kinerja IFCC. Apalagi, IFCC menargetkan minimal 1 juta hektar areal Hutan Tanaman Industri (HTI) bisa memperoleh sertifikat PEFC pada tahun 2015," tambahnya.