Oleh Nurcahyo Adi
Pernah nonton film komedi Flintstone? Film yang dibintangi antara lain oleh John Goodman tesebut adalah film komedi yang menceritakan kehidupan manusia jaman batu. Di dalamnya digambarkan orang-orang yang masih menggunakan pakaian alami yang belum banyak diolah, dari kulit hewan dan kulit kayu.
Ketika melihat berbagai buku cerita dan gambar tentang orang jaman dulu, atau film tentang manusia purba, sering digambarkan bahwa manusia jaman dulu itu mengenakan baju/pakaian dari bahan alami, antara lain dari kulit kayu. Pakaiannya digambarkan secara fisik mirip dengan kulit kayu, terlihat masih kaku, asli, tampak serat dan gambar kayunya, serta sangat mudah dikenali bahwa bahan penutup badan tersebut berasal dari kulit kayu.
Dalam perkembangannya, ketika manusia berubah lebih maju dan mempunyai pengetahuan untuk mengenali serat kain dari bahan lainnya, penutup badan dari kayu mulai ditinggalkan. Kain pembuat pakaian kemudian banyak dibuat dari serat kapas atau katun, dan belakangan banyak dibuat dari serat sintetis dan bahan lainnya melalui proses inovasi teknologi yang mutakhir.
Dalam tahun-tahun belakangan, beberapa organisasi mulai melakukan penelitian dan pengembangan bahan baku yang lebih sustainable (renewable) dan lebih ramah lingkungan sebagai bahan pembuat kain dari kayu/pohon. Hutan dengan pohon-pohonnya dilirik kembali oleh sektor industri ini sebagai sumber renewable material untuk pembuatan kain, yang digunakan tidak hanya dari kulitnya, tapi juga diekstrak dari serat kayu yang terkandung di dalam pohon. Berbagai upaya promosi juga sudah dilakukan oleh berbagai lembaga dan negara di dunia untuk membuat kain dari kayu/pohon tersebut.
Pada acara pertemuan PEFC (sebuah lembaga nir laba yang mempromosikan kelestarian lingkungan/hutan berkantor pusat di Geneva, Swiss), setiap tahunnya selalu terdapat sesi sharing berbagai inovasi yang sudah dilakukan oleh masing-masing negara.
Tahun ini, wakil dari Italy menampilkan kain dan pakaian jadi ramah lingkungan yang terbuat dari serat kayu. Serat-serat kayu tersebut dipromosikan berasal dari pohon dalam hutan yang telah bersertifikat dikelola secara lestari. Berbagai merek dunia yang terkenal sudah menggunakan kain yang berbahan dari kayu tersebut. Tidak saja berbentuk kain, tetapi juga yang sudah diolah lebih lanjut menjadi kaos, T-shirt, jaket, celana panjang dan lain-lain.
Baju/pakaian tersebut kemudian dikategorikan dalam kelompok yang disebut sebagai sustainable fashion.